Sabtu, 10 Juni 2017

CONTOH ANALISIS WIRAUSAHA

KEWIRAUSAHAAN KRIPIK TEMPE



BAB I
PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG
Usaha ini pertama kali dipelopori oleh Supriono pada tahun 2006. Kini sering berjalannya waktu, Kripik Tempe Menik telah memiliki 2 cabang yang berada di desa Grudo dan Mantingan. Awalnya usaha Kripik Tempe merupakan produk khas Kabupaten Ngawi dia membuat produk yang serupa namun dengan ciri khas yang berbeda. Ciri khas dari Kripik Tempe Menik ini mempunyai bentuk yang tipis dan gurih, produknya dibungkus dengan plastik lalu dimasukkan kedalam anyaman babu dengan isi 10 bungkus.
Awalnya bapak Supriono merupakan pekerja di Dinas Kabupaten Ngawi. Namun karena dia bukanlah seorang PNS melainkan pegawai biasa, akhirnya dia memutuskan untuk berwirausaha sebagai pembuat Kripik Tempe dengan di bantu istrinya. Seiring dengan perkembangannya, sekarang usahanya telah dilanjutkan oleh anaknya tetapi tetap di awasi oleh pak Supriono dengan tetap mempertahankan rasanya

Profil Pengusaha
Nama Pemilik                                                  : Supriono
Jenis Usaha                                                     : Camilan
Nama Usaha                                                    : Kripik Tempe Menik
Alamat Perusahaan                                         : Jl. Kakak Tua, Grudo, Ngawi
Jumlah Karyawan
Jumlah karyawan yang bekerja di Kripik Tempe Menik adalah sejumlah 5 orang. Adapun rinciannya, yaitu:
1.      2 orang bertugas sebagai pengiris tempe
2.      1orang bertugas menggoreng
3.      2 orang bertugas memasarkan produk


BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

            Istilah kewirausahaan banyak dijumpai dalam uraian yang merupakan kata dasar wirausaha yang berarti segala sesuatu yang berhubungan dengan kata wirausaha. Kata wirausaha atau “pengusaha” berasal dari bahasa Perancis “entrepreneur” yang artinya pemimpin musik atau pertunjukan (Jhingan, 1999:425).

            Dalam bahasa Belanda dikenal sebagai ondernemer dan di Jerman dikenal sebagai unternehmer. Di beberapa negara, kewirausahaan memiliki banyak tanggung jawab, antara lain tanggung jawab dalam mengambil keputusan yang menyangkut kepemimpinan teknis, kepemimpinan organisasi dan komersial, pembelian, penjualan, pemasangan iklan dan sebagainya

            Menurut pendapat Hisrich et al (2004, p6) mendefenisikan: “Kewirausahaan adalah proses penciptaan sesuatu yang baru pada nilai menggunakan waktu dan upaya yang diperlukan, menanggung risiko keuangan, fisik, serta risiko sosial yang mengiringi, menerima imbalan moneter yang dihasilkan, serta kepuasan dan kebebasan pribadi.” Menurut pendapat Hendro (2011, p27) dalam bukunya yang berjudul “DasarDasar Kewirausahaan” kewirausahaan sudah lebih dari sekedar mengorganisasi karena bisa terdiri dari pencipta (creator), pemodal (inventor), dan pelaku (innovator).
            Terjun ke dunia bisnis bukanlah hal yang mudah bukan hanya mengorbankan waktu dan pikiran tetapi juga perlu motivasi yang kuat sebagai dasar yang mendorong terciptanya kreatifitas dan inovasi.
             Motivasi dapat diklasifikasikan sebagai keadaan mental individual yang tertanam pada situasi tertentu dan karenanya motivasi menunjukkan arah fungsi individual. Sambil menganalisa motif dan motivasi, kita mencari alasan tertentu perilaku seseorang. Alasan seperti mengapa kita berperilaku tertentu. Jawaban atas pertanyaan ini tampaknya tergantung pada nilai-nilai yang terkait dengan masyarakat, sekolah atau bidang keilmuan tertentu dan perlu diperhatikan bahwa motivasi dapat terdiri dari beberapa motif individual. Dalam kasus tertentu mungkin ada beberapa gaya yang mendorong sebuah tindakan; sebagai contoh kewirausahaan dapat didorong serentak oleh motif kinerja dan keinginan berkuasa (Sulaiman, 1985:198; Kusumo, 1998:36-38). ang terus berkembang.
            Motivasi yang timbul pada memilik rumah makan eco raos sendiri adalah ingin mendapat lebih banyak pengalaman dan menemukan pleasurenya didunia bisnis.

           

            Zimmerer dan Scarborough (2003:4) memberikan ringkasan tentang profil wirausaha sebagai berikut :
1. Desire for responsibility (keinginan akan tanggungjawab)
            Wirausaha merasakan tanggungjawab pribadi untuk hasil dari usaha yang mereka mulai. Mereka lebih suka untuk berada dalam posisi mengontrol sumber daya mereka dan menggunakannya untuk mencapai tujuan-tujuan yang mereka tentukan sendiri. seperti yang terjadi pada pemilik rumah makan eco raos yang memilih terjun ke dunia bisnis dan meninggalkan pekerjaan tetap sebagai karyawan.

2 Preference for moderate risk (preferensi untuk resiko moderat)

            Wirausaha bukanlah pengambil resiko yang membabibuta, melainkan mereka adalah pengambil resiko yang penuh kalkulasi (seperti juga konsep Confucius Yong yang diimbangi dengan Yi dan Zhi).Tidak seperti “penjudi kapal sungai kelas tinggi (high-rolling riverboat gamblers), mereka jarang berjudi. pemilik rumah makan eco raos juga mempertimbangkan apa yang di butuhkan di pasar. 3 hal yang terpenting dan banyak dibutuhkan adalah sandang, pangan dan papan


3. Confidence in their ability to succeed (kepercayaan diri terhadap kemampuan mereka untuk sukses).
            Wirausaha pada umumnya memiliki kepercayaan diri yang tinggi terhadap kemampuan mereka untuk mencapai kesuksesan. Mereka cenderung optimis tentang kesempatan sukses mereka, dan biasanya keoptimisan tersebut didasarkan pada kenyataan.
4. Desire for immediate feedback (keinginan untuk umpan-balik langsung)
           
            Wirausaha ingin mengetahui bagaimana kinerja mereka dan selalu secara konstan mencari peneguhan. Tricia Fox, pendiri Fox Day Schools,Inc., mengatakan, “I like being independent and successful” (saya suka menjadi mandiri dan sukses). Tidak ada yang lain yang memberikan umpan-balik seperti usaha anda sendiri. menjadi seorang entrepreneur adalah pilihan setiap individu bagaimana cara mereka mencapai arti dari sebuah kesuksesan.

5. High level of energy (energi level tinggi)
            Wirausaha lebih enerjik dari pada orang orang pada umumnya. Energi merupakan faktor penting mengingat perlunya usaha yang besar untuk memulai usaha awal. Jam panjang untuk bekerja dll.


6. Future orientation (orientasi ke masa depan)
            Wirausaha cenderung mempunyai mimpi yang besar dan kemudian memformulasikan rencana-rencana untuk mentransformasikan mimpi-mimpi tersebut menjadi kenyataan. Mereka memandang kedepan dan kurang mengkhawatirkan apa yang mereka capai kemarin dibandingkan dengan apa yang mereka lakukan besok. Selalu mewaspadai munculnya kesempatan-kesempatan bisnis baru, pengusaha mengawasi kejadian-kejadian yang sama dengan orang lain, tetapi mereka melihat sesuatu yang berbeda.
7. Skill at organizing (kemampuan dalam berorganisasi)

            Membangun sebuah perusahaan dari nol (from scratch) sangat mirip dengan menyatukan satu puzzle raksasa. Wirausaha mengetahui bagaimana menempatkan orang-orang dan sumber daya yang tepat menjadi satu untuk menyelesaikan satu tugas. Mengkombinasikan orang-orang dan pekerjaan pekerjaan secara efektif memampukan pengusaha untuk membawa visi mereka pada kenyataan.

8. Value of achievement over money (nilai prestasi dibandingkan uang)
            Wirausaha sepenuhnya didorong oleh keinginan untuk mendapatkan uang. Sebaliknya, prestasi tampaknya merupakan kekuatan motivasi utama dibalik pengusaha; uang hanyalah sekedar sebuah jalan untuk mencatat skor (keeping score) dari pencapaiannya-sebuah simbul dari prestasi, uang bukanlah motif pendorong bagi kebanyakan pengusaha.
BAB 3
ASPEK MANAJEMEN DALAM USAHA KRIPIK TEMPE MENIK
Manajemen kewirausahaan menyangkut semua kekuatan perusahaan yang menjamin bahwa usahanya benar benar eksis . seorang wirausaha harus memiliki 4 kompetensi :
1.      Focus pada pasar bukan focus pada teknologi
2.      Buat ramalan pendanaan untuk menghindari tidak terbiayainya perusahaan
3.      Bangun tim manajemen , bukan menonjolkan perorangan
4.      Beri peran tertentu , khusus bagi wirausaha penemu
Fungsi manajemen dalam bisnis :
Proses untuk mencapai tujuan menjadi fungsi manajemen:
1.      Planning
Perencanaan adalah proses menentukan arah yang akan ditempuh dan kegiatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
2.      Organizing
Pengorganisasian adalah proses pengelompokan berbagai kegiatan atau pekerjaan dalam unit-unit.
Tujuannya adalah supaya tertata dengan jelas antara tugas, wewenang, dan tanggung jawab serta hubungan kerja dengan sebaik mungkin dalam bidangnya masing-masing.
3.      Actuating
Menggerakkan atau melaksanakan adalah proses untuk menjalankan kegiatan atau pekerjaan dalam organisasi.
4.      Controling
Pengawasan adalah proses untuk mengukur dan menilai pelaksanaan tugas apakah telah sesuai dengan rencana.
Realisasi dalam usaha Kripik Tempe Menik
Saya menilai dari diri pak Supriono selaku pemilik Kripik Tempe Menik telah berfokus pada trend dapat dilihat dari alasannya memilih bisnis Kripik Tempe Menik ini karena ia menilai bahwa produk tersebut merupakan jajanan khas Kabupaten Ngawi yang banyak dicari para pelancong yang sedang berkunjung atau melintas di Kabupaten Ngawi.

BAB 4
ASPEK PEMASARAN
A.    Pemasaran di Kripik Tempe Menik cabang Grudo
Dalam bagian ini akan menjelaskan tentang Aspek Pemasaran yang ada dalam Wirausaha Kripik Tempe Menik Cabang Grudo. Sedikit mengulas tentang arti dari aspek pemasaran. Yang dimaksud dengan aspek yaitu cara memandang pembentukan waktu secara internal didalam situasi, keadaan, atau proses. Sedangkan untuk pemasaran adalah  salah satu kegiatan pokok yang perlu dilakukan oleh perusahaan barang atau jasa dalam upaya untuk mempertahankan kelangsungan hidup usaha. Dapat disimpulkan bahwa pemasaran merupakan usaha terpadu untuk menggabungkan rencana-rencana strategis yang diarahkan kepada usaha pemuas kebutuhan dan keinginan konsumen untuk memperoleh keuntungan yang diharapkan melalui proses pertukaran atau transaksi.
Aspek pemasaran merupakan faktor strategis atau kunci dari keberhasilan sebuah wirausaha. Jika permintaan terhadap produk atau jasa yang dibuat kurang memadai, seluruh kegiatan aspek-aspek yang lain tidak akan terwujud. Kegiatan pemasaran yang dilakukan harus dapat memberikan kepuasan kepada konsumen.
Sesuai dengan hasil wawancara penulis dengan narasumber yang mengatakan bahwa pemasaran Kripik Tempe Menik awalnya dititipkan dari warung ke warung. Namun seiring dengan banyaknya permintaan, akhirnya Pak Supriono memberi lebel dan mulai memasarkannya di toko-toko pusat oleh-oleh khas Ngawi yang ada didaerah Ngawi.
Prospek permintaan produk ayam Kripik Tempe Menik dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya , hari dan tanggal , misalkan hari libur sekolah permintaan tinggi karena banyaknya pelancong yang melintas di daerah Ngawi, sedangkan pada hari-hari biasa permintaan cenderung konstan.


B.     Pangsa Pasar Kripik Tempe Menik
Pangsa pasar (Market Share) dapat diartikan sebagai bagian pasar yang dikuasai oleh suatu perusahaan, atau prosentasi penjualan suatu perusahaan terhadap total penjualan para pesaing terbesarnya pada waktu dan tempat tertentu (William J.S, 1984). Jika suatu perusahaan dengan produk tertentu mempunyai pangsa pasar 35%, maka dapat diartikan bahwa jika penjualan total produk-produk sejenis dalam periode tertentu adalah sebesar 1000 unit, maka perusahaan tersebut melalui produknya akan memperoleh penjualan sebesar 350 unit. Besarnya pangsa pasar setiap saat akan berubah sesuai dengan perubahan selera konsumen, atau berpindahnya minat konsumen dari suatu produk ke produk lain (Charles W. Lamb, 2001).
Sampai saat ini, usaha Kripik Tempe Menik masih berusaha untuk merebut pangsa pasar yang lebih banyak. Karena seperti yang diketahui, Kripik Tempe Menik belum sepenuhnya menguasai pangsa pasar yang ada.

C.     Pesaing Bisnis
Salah satu tantangan dalam berbisnis adalah pesaing dalam bisnis serupa. Persaingan dalam dunia bisnis memang akan selalu ada dan tak bisa dihindari. Pemilik bisnis akan sangat terbiasa dengan adanya persaingan. Terlebih untuk pebisnis senior yang notabene memiliki banyak pengalaman untuk menjalani bisnis di era persaingan yang tinggi. Seperti yang kita ketahui bersama bahwa usaha Kripik Tempe sudah ada banyak sekali di Kabupaten Ngawi, karena merupakan oleh-oleh khas Ngawi. Oleh karena itu, Kripik Tempe Menik membutuhkan inovasi agar tidak tersaingi dengan para pesaing bisnis yang semakin bertambah. Menanggapi banyaknya pesaing yang semakin banyak, ada beberapa hal yang diperhatikan Kripik Tempe Menik untuk tetap memenangkan persaingan bisnis yang ada dengan:
1.      Memiliki konsep yang matang
2.      Membuat perencanaan bisnis yang baik
3.      Mencaritahu atau mengenali pesaing bisnis
4.      Menciptakan produk yang berkualitas
5.      Promosi
6.      Mencari inovasi terbaru
7.      Memberikan harga yang bersaing
8.      Perluasan pasar
9.      Pelayanan yang lebih baik
10.  Evaluasi

D.    Strategi STP (Segmentation, Targetting dan Position)
Segmentation/segmentasi adalah suatu proses membagi pasar ke dalam sekelompok pelangan yang memiliki perilaku yang sama atau memiliki kebutuhan yang serupa. Dengan melakukan segmentasi pasar, pemasaran akan lebih terarah dan efektif sehingga dapat memberikan kepuasan kepada konsumen.
Ada beberapa variabel segmentasi yaitu:
1.         Geografis : pengelompokan dilakukan berdasarkan faktor geografinya, seperti berdasarkan wilayah, ukuran kota, kepadatan, dan iklim.
2.         Demografi : pengelompokan dilakukan berdasarkan usia, ukuran keluarga, siklus hidup keluarga, jenis kelamin, penghasilan, pekerjaan, pendidikan, agama, ras, generasi, kewarganegaraan serta kelas sosial.
3.         Psikografis : pengelompokan dilakukan berdasarkan kepribadian, gaya hidup dan latar belakang.
Namun, untuk Kripik Tempe Menik sendiri tidak membagi pasar dalam beberapa kelompok pelanggan. Karena produk ayam ini diperuntukkan bagu semua kalangan.
                                    Dalam menentukan target pasar, perusahaan harus melihat dua factor diantaranya adalah daya tarik pasar serta tujuan perusahaan itu sendiri. Dalam menentukan targeting maka perusahaan harus melakukan beberapa survey untuk mengetahui keadaan pasar nantinya agar proses pemasaran itu tepat sasaran.








BAB 5
ASPEK PRODUKSI / TEKNIS
Aspek Produksi/Teknis
Aspek teknik produksi/ operasi bertujuan menentukan kebutuhan investasi fisik dari suatu usaha. Dalam aspek teknik produksi/ operasi akan dibahas faktor-faktor yang berkaitan dengan hal-hal teknis pembangunan dan pengoperasian perusahaan. Faktor-faktor yang termasuk dalam aspek teknik produksi/ operasi antara lain :
1.      Design Produk/ Jasa
2.      Lokasi
3.      Site Analysis
4.      Peralatan dan Furniture
5.      Tata Letak (Layout)  dan Proses Produksi
1.   Design Produk/ Jasa
            Kripik Tempe Menik merupakan olahan Tempe yang dibuat untuk makanan ringan/ sejenis camilan. Produk ini biasanya berbentuk tempe yang di iris sangat tipis dengan dibalut tepung dan digoreng.
Program produksi:
·         Penyedia bahan baku: Kripik Tempe Menik sudah memiliki langganan pemasok untuk bahan baku utamanya yaitu tempe yang dibuat dari kedelai murnitanpa campuran dan dengan bentuk tempe persegi yang padat. Kepadatan tersebut agar tempe mudah di iris tipis dan tidak rusak waktu di iris.
·         Kebutuhan listrik dan air: Kripik Tempe Menik bertempat di rumahnya pribadi yang digunakan untuk memproduksinya
Bahan-bahan yang harus disediakan terdiri atas :
a.       tempe
b.      tepung beras
c.       tepung terigu
d.      garam
e.       lada
f.       minyak goreng
2.   Lokasi
·         Lokasi perusahaan yang sudah ada (existing company location), analisis ini mempertimbangkan pasar yang akan dilayani dan biaya pengangkutan dari lokasi pabrik ke pasar (konsumen). Kripik Tempe Menik  berada di Jl. Kakak Tua Grudo dan dipasarkan di toko-toko pusat oleh-oleh yang ada di pinggir-pinggir jalan Kabupaten Ngawi
·         Industrial geography, penentuan lokasi perusahaan berdasarkan industrial geography didasarkan pada fasilitas umum dan fasilitas penunjang yang memadai, seperti jalan yang luas, alat transportasi, jaringan listrik, tempat parkir yang luas, sumber air bersih, dan wilayah yang aman serta tenaga kerja yang tersedia di daerah Ngawi.
·         Pemilihan lokasi dekat dengan konsumen, karena berada di pinggir jalan di toko oleh-oleh
 3.   Site Analysis
Analisis terhadap lokasi dilakukan lebih rinci meliputi penelitian terhadap ketersediaan tenaga kerja yang trampil dan respon masyarakat terhadap keberadaan usaha di lokasi yang dipilih. Ketersediaan tenaga kerja di Grudo Ngawi dinilai mendukung didirikannya perusahaan, Kripik Tempe Menik menarik salah satu warga sekitar sebagai karyawannya.
4.    Peralatan dan Furniture
Peralatan produksi :
  1. Kompor
  2. Wajan
  3. Panci
  4. Spatula
  5. Pisau
  6. Talenan
BAB 6
ASPEK KEUANGAN
AspekKeuangan
Pada awal mula usaha ini didirikan, pemilik menanamkan modal sebesar 5 juta rupiah yang merupakan ekuitas pemilik tersebut. Dimana 2 juta rupiah digunakan untuk membeli peralatan memasak. 1 juta untuk membeli wadah anyaman bambu dan plastik. 2 juta untuk biaya bahan baku dan pemasaran.






BAB 7
ASPEK LEGALITAS DAN LINGKUNGAN
Legalitas dan lingkungan merupakan aspek penting dalam berwirausaha. Legalitas dan lingkungan itu sendiri berkaitan dengan perizinan usaha yang berdampak pada keberlangsungan usaha tersebut, baik secara langsung ataupun tidak langsung. Kripik Tempe Menik telah memenuhi syarat dalam aspek legalitas dan lingkungan. Pemilik usaha kuliner tersebut memaparkan hal-hal yang berkaitan dengan perizinan usahanya yang telah didapatnya dari BPOM Kabupaten Ngawi.






BAB 9
KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN
            Wirausaha Kripik Tempe Menik berawal dari pak Supriono yang melihat adanya potensi permintaan kripek tempe, yang merupakan oleh-oleh khas Ngawi. Usaha ini awalnya dimulai dengan modal seadanya dan di jual di warung-warung yang ada di Ngawi. Dari usaha ini, dapat disimpulkan antara lain :
1.      Kripik Tempe Menik telah menjalankan aspek manajemen. Namun, aspek manajemen yang di lakukan oleh usaha ini masih sebatas pengontrolan dan pengawasan. Belum ada perencanaan yang matang
2.      Kripik Tempe Menik dalam pemasarannya, masih menumpang di too pusat oleh-oleh yang ada di Ngawi. Pengenalan produknya pun masih sebatas dari mulut ke mulut. Kripik Tempe Menik mempunyai segmen pasar yaitu pelancong yang melintas Ngawi.
3.      Kripik Tempe Menik masih di produksi dalam rumah pribadi dari pemilik, jadi belum mempunyai pabrik. Namun, Kripik Tempe Menik tetap mempertahankan resepnya dari dulu hingga sekarang.
4.      Kripik Tempe Menik telah memenuhi legalitas dengan mendaftarkan produknya di BPOM kabupaten Ngawi. Kripik Tempe Menik juga telah memberdayakan lingkungannya dengan merekrut pegawai dari wilayah sekitarnya
SARAN

            Kripik Tempe Menik masih banyak perbaikan-perbaikan. Perbaikan ini mencakup mengenai perencanaan yang belum baik, aspek keuangan yang hanya dikira-kira tanpa ada sumbernya yang jelas. Kripik Tempe Menik juga perlu melakukan inovasi-inovasi untuk menarik pelanggan lebih banyak lagi. Selain itu, Kripik Tempe Menik juga harus mulai memperbesar usahanya agar di dapat melakukan ekspansi pasar. Sehingga tidak hanya di Ngawi saja, Kripik Tempe Menik juga agar bisa di pasarkan di wilayah lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar