KEWIRAUSAHAAN KRIPIK TEMPE
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Usaha ini pertama kali dipelopori oleh Supriono
pada tahun 2006. Kini sering berjalannya waktu, Kripik Tempe Menik telah
memiliki 2 cabang yang berada di desa Grudo dan Mantingan. Awalnya
usaha Kripik Tempe merupakan produk khas Kabupaten Ngawi dia membuat produk
yang serupa namun dengan ciri khas yang berbeda. Ciri khas dari Kripik Tempe
Menik ini mempunyai bentuk yang tipis dan gurih, produknya dibungkus dengan
plastik lalu dimasukkan kedalam anyaman babu dengan isi 10 bungkus.
Awalnya bapak Supriono merupakan pekerja di Dinas Kabupaten
Ngawi. Namun karena dia bukanlah seorang PNS melainkan pegawai biasa, akhirnya
dia memutuskan untuk berwirausaha sebagai pembuat Kripik Tempe dengan di bantu
istrinya. Seiring dengan perkembangannya, sekarang usahanya telah dilanjutkan
oleh anaknya tetapi tetap di awasi oleh pak Supriono dengan tetap
mempertahankan rasanya
Profil Pengusaha
Nama Pemilik :
Supriono
Jenis Usaha :
Camilan
Nama Usaha :
Kripik Tempe Menik
Alamat
Perusahaan :
Jl. Kakak Tua, Grudo, Ngawi
Jumlah Karyawan
Jumlah
karyawan yang bekerja di Kripik Tempe Menik adalah sejumlah 5 orang. Adapun
rinciannya, yaitu:
1. 2
orang bertugas sebagai pengiris tempe
2. 1orang
bertugas menggoreng
3. 2
orang bertugas memasarkan produk
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Istilah kewirausahaan banyak
dijumpai dalam uraian yang merupakan kata dasar wirausaha yang berarti segala
sesuatu yang berhubungan dengan kata wirausaha. Kata wirausaha atau “pengusaha”
berasal dari bahasa Perancis “entrepreneur” yang artinya pemimpin musik atau pertunjukan
(Jhingan, 1999:425).
Dalam bahasa Belanda dikenal sebagai ondernemer dan di Jerman dikenal sebagai unternehmer. Di beberapa negara,
kewirausahaan memiliki banyak tanggung jawab, antara lain tanggung jawab dalam
mengambil keputusan yang menyangkut kepemimpinan teknis, kepemimpinan
organisasi dan komersial, pembelian, penjualan, pemasangan iklan dan sebagainya
Menurut pendapat Hisrich et al (2004, p6)
mendefenisikan: “Kewirausahaan adalah proses penciptaan sesuatu yang baru pada
nilai menggunakan waktu dan upaya yang diperlukan, menanggung risiko keuangan,
fisik, serta risiko sosial yang mengiringi, menerima imbalan moneter yang
dihasilkan, serta kepuasan dan kebebasan pribadi.” Menurut pendapat Hendro
(2011, p27) dalam bukunya yang berjudul “DasarDasar Kewirausahaan”
kewirausahaan sudah lebih dari sekedar mengorganisasi karena bisa terdiri dari
pencipta (creator), pemodal (inventor), dan pelaku (innovator).
Terjun
ke dunia bisnis bukanlah hal yang mudah bukan hanya mengorbankan waktu dan
pikiran tetapi juga perlu motivasi yang kuat sebagai dasar yang mendorong
terciptanya kreatifitas dan inovasi.
Motivasi dapat
diklasifikasikan sebagai keadaan mental individual yang tertanam pada situasi
tertentu dan karenanya motivasi menunjukkan arah fungsi individual. Sambil
menganalisa motif dan motivasi, kita mencari alasan tertentu perilaku
seseorang. Alasan seperti mengapa kita berperilaku tertentu. Jawaban atas
pertanyaan ini tampaknya tergantung pada nilai-nilai yang terkait dengan
masyarakat, sekolah atau bidang keilmuan tertentu dan perlu diperhatikan bahwa
motivasi dapat terdiri dari beberapa motif individual. Dalam kasus tertentu
mungkin ada beberapa gaya yang mendorong sebuah tindakan; sebagai contoh
kewirausahaan dapat didorong serentak oleh motif kinerja dan keinginan berkuasa
(Sulaiman, 1985:198; Kusumo, 1998:36-38). ang terus berkembang.
Motivasi
yang timbul pada memilik rumah makan eco raos sendiri adalah ingin mendapat
lebih banyak pengalaman dan menemukan pleasurenya didunia bisnis.
Zimmerer
dan Scarborough (2003:4) memberikan ringkasan tentang profil wirausaha sebagai
berikut :
1. Desire for responsibility (keinginan akan tanggungjawab)
Wirausaha
merasakan tanggungjawab pribadi untuk hasil dari usaha yang mereka mulai.
Mereka lebih suka untuk berada dalam posisi mengontrol sumber daya mereka dan
menggunakannya untuk mencapai tujuan-tujuan yang mereka tentukan sendiri.
seperti yang terjadi pada pemilik rumah makan eco raos yang memilih terjun ke
dunia bisnis dan meninggalkan pekerjaan tetap sebagai karyawan.
2 Preference for moderate risk (preferensi untuk resiko
moderat)
Wirausaha bukanlah pengambil resiko yang membabibuta,
melainkan mereka adalah pengambil resiko yang penuh kalkulasi (seperti juga
konsep Confucius Yong yang diimbangi dengan Yi dan Zhi).Tidak seperti “penjudi kapal sungai
kelas tinggi (high-rolling
riverboat gamblers), mereka jarang berjudi. pemilik rumah makan eco raos juga
mempertimbangkan apa yang di butuhkan di pasar. 3 hal yang terpenting dan
banyak dibutuhkan adalah sandang, pangan dan papan
3. Confidence in their ability
to succeed (kepercayaan diri terhadap kemampuan mereka
untuk sukses).
Wirausaha
pada umumnya memiliki kepercayaan diri yang tinggi terhadap kemampuan mereka
untuk mencapai kesuksesan. Mereka cenderung optimis tentang kesempatan sukses
mereka, dan biasanya keoptimisan tersebut didasarkan pada kenyataan.
4. Desire for immediate
feedback (keinginan untuk umpan-balik langsung)
Wirausaha ingin mengetahui bagaimana kinerja mereka dan
selalu secara konstan mencari peneguhan. Tricia Fox, pendiri Fox Day Schools,Inc., mengatakan, “I like being independent and
successful”
(saya suka menjadi mandiri dan sukses). Tidak ada yang lain yang memberikan
umpan-balik seperti usaha anda sendiri. menjadi seorang entrepreneur adalah pilihan
setiap individu bagaimana cara mereka mencapai arti dari sebuah kesuksesan.
5. High level of energy (energi level tinggi)
Wirausaha
lebih enerjik dari pada orang orang pada umumnya. Energi merupakan faktor
penting mengingat perlunya usaha yang besar untuk memulai usaha awal. Jam
panjang untuk bekerja dll.
6. Future orientation (orientasi ke masa depan)
Wirausaha
cenderung mempunyai mimpi yang besar dan kemudian memformulasikan rencana-rencana
untuk mentransformasikan mimpi-mimpi tersebut menjadi kenyataan. Mereka
memandang kedepan dan kurang mengkhawatirkan apa yang mereka capai kemarin
dibandingkan dengan apa yang mereka lakukan besok. Selalu mewaspadai munculnya
kesempatan-kesempatan bisnis baru, pengusaha mengawasi kejadian-kejadian yang
sama dengan orang lain, tetapi mereka melihat sesuatu yang berbeda.
7. Skill at organizing (kemampuan dalam berorganisasi)
Membangun sebuah perusahaan dari nol (from scratch) sangat mirip dengan menyatukan
satu puzzle raksasa. Wirausaha mengetahui
bagaimana menempatkan orang-orang dan sumber daya yang tepat menjadi satu untuk
menyelesaikan satu tugas. Mengkombinasikan orang-orang dan pekerjaan pekerjaan
secara efektif memampukan pengusaha untuk membawa visi mereka pada kenyataan.
8. Value of achievement over
money (nilai prestasi dibandingkan uang)
Wirausaha
sepenuhnya didorong oleh keinginan untuk mendapatkan uang. Sebaliknya, prestasi
tampaknya merupakan kekuatan motivasi utama dibalik pengusaha; uang hanyalah
sekedar sebuah jalan untuk mencatat skor (keeping score) dari
pencapaiannya-sebuah simbul dari prestasi, uang bukanlah motif pendorong bagi
kebanyakan pengusaha.
BAB 3
ASPEK MANAJEMEN DALAM USAHA KRIPIK TEMPE MENIK
Manajemen
kewirausahaan menyangkut semua kekuatan perusahaan yang menjamin bahwa usahanya
benar benar eksis . seorang wirausaha harus memiliki 4 kompetensi :
1.
Focus pada pasar bukan
focus pada teknologi
2.
Buat ramalan pendanaan
untuk menghindari tidak terbiayainya perusahaan
3.
Bangun tim manajemen ,
bukan menonjolkan perorangan
4.
Beri peran tertentu ,
khusus bagi wirausaha penemu
Fungsi manajemen
dalam bisnis :
Proses untuk
mencapai tujuan menjadi fungsi manajemen:
1. Planning
Perencanaan
adalah proses menentukan arah yang akan ditempuh dan kegiatan yang diperlukan
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
2. Organizing
Pengorganisasian
adalah proses pengelompokan berbagai kegiatan atau pekerjaan dalam unit-unit.
Tujuannya adalah
supaya tertata dengan jelas antara tugas, wewenang, dan tanggung jawab serta
hubungan kerja dengan sebaik mungkin dalam bidangnya masing-masing.
3. Actuating
Menggerakkan
atau melaksanakan adalah proses untuk menjalankan kegiatan atau pekerjaan dalam
organisasi.
4. Controling
Pengawasan adalah
proses untuk mengukur dan menilai pelaksanaan tugas apakah telah sesuai dengan
rencana.
Realisasi dalam
usaha Kripik Tempe Menik
Saya
menilai dari diri pak Supriono selaku pemilik Kripik Tempe Menik telah berfokus pada trend dapat
dilihat dari alasannya memilih bisnis Kripik Tempe Menik ini karena ia menilai
bahwa produk tersebut merupakan jajanan khas Kabupaten Ngawi yang banyak dicari
para pelancong yang sedang berkunjung atau melintas di Kabupaten Ngawi.
BAB 4
ASPEK PEMASARAN
A. Pemasaran
di Kripik Tempe Menik cabang Grudo
Dalam
bagian ini akan menjelaskan tentang Aspek Pemasaran yang ada dalam Wirausaha Kripik
Tempe Menik
Cabang Grudo. Sedikit mengulas tentang arti dari aspek pemasaran. Yang dimaksud
dengan aspek yaitu cara memandang pembentukan waktu secara internal didalam
situasi, keadaan, atau proses. Sedangkan untuk pemasaran adalah salah satu kegiatan pokok yang perlu
dilakukan oleh perusahaan barang atau jasa dalam upaya untuk mempertahankan
kelangsungan hidup usaha. Dapat disimpulkan bahwa pemasaran merupakan usaha
terpadu untuk menggabungkan rencana-rencana strategis yang diarahkan kepada
usaha pemuas kebutuhan dan keinginan konsumen untuk memperoleh keuntungan yang
diharapkan melalui proses pertukaran atau transaksi.
Aspek
pemasaran merupakan faktor strategis atau kunci dari keberhasilan sebuah
wirausaha. Jika permintaan terhadap produk atau jasa yang dibuat kurang
memadai, seluruh kegiatan aspek-aspek yang lain tidak akan terwujud. Kegiatan
pemasaran yang dilakukan harus dapat memberikan kepuasan kepada konsumen.
Sesuai
dengan hasil wawancara penulis dengan narasumber yang mengatakan bahwa pemasaran
Kripik
Tempe Menik
awalnya dititipkan dari warung ke warung. Namun seiring dengan banyaknya
permintaan, akhirnya Pak Supriono memberi lebel dan mulai memasarkannya di
toko-toko pusat oleh-oleh khas Ngawi yang ada didaerah Ngawi.
Prospek
permintaan produk ayam Kripik Tempe Menik dipengaruhi oleh beberapa faktor
salah satunya , hari dan tanggal , misalkan hari libur sekolah permintaan
tinggi karena banyaknya pelancong yang melintas di daerah Ngawi, sedangkan pada
hari-hari biasa permintaan cenderung konstan.
B. Pangsa Pasar Kripik
Tempe Menik
Pangsa pasar (Market Share) dapat
diartikan sebagai bagian pasar yang dikuasai oleh suatu perusahaan, atau
prosentasi penjualan suatu perusahaan terhadap total penjualan para pesaing
terbesarnya pada waktu dan tempat tertentu (William J.S, 1984). Jika suatu
perusahaan dengan produk tertentu mempunyai pangsa pasar 35%, maka dapat
diartikan bahwa jika penjualan total produk-produk sejenis dalam periode
tertentu adalah sebesar 1000 unit, maka perusahaan tersebut melalui produknya
akan memperoleh penjualan sebesar 350 unit. Besarnya pangsa pasar setiap saat
akan berubah sesuai dengan perubahan selera konsumen, atau berpindahnya minat
konsumen dari suatu produk ke produk lain (Charles W. Lamb, 2001).
Sampai saat ini, usaha Kripik
Tempe Menik
masih berusaha untuk merebut pangsa pasar yang lebih banyak. Karena seperti
yang diketahui, Kripik Tempe Menik belum sepenuhnya menguasai pangsa
pasar yang ada.
C. Pesaing Bisnis
Salah satu tantangan dalam berbisnis adalah pesaing dalam
bisnis serupa. Persaingan dalam dunia bisnis memang akan selalu ada dan tak
bisa dihindari. Pemilik bisnis akan sangat terbiasa
dengan adanya persaingan. Terlebih untuk pebisnis senior yang notabene memiliki
banyak pengalaman untuk menjalani bisnis di era persaingan yang tinggi. Seperti
yang kita ketahui bersama bahwa usaha Kripik Tempe sudah ada banyak sekali di
Kabupaten Ngawi, karena merupakan oleh-oleh khas Ngawi. Oleh karena itu, Kripik
Tempe Menik membutuhkan inovasi agar tidak tersaingi dengan para pesaing bisnis
yang semakin bertambah. Menanggapi banyaknya pesaing yang semakin banyak, ada
beberapa hal yang diperhatikan Kripik Tempe Menik untuk tetap memenangkan
persaingan bisnis yang ada dengan:
1. Memiliki konsep yang matang
2. Membuat perencanaan bisnis yang baik
3. Mencaritahu atau mengenali pesaing
bisnis
4. Menciptakan produk yang berkualitas
5. Promosi
6. Mencari inovasi terbaru
7. Memberikan harga yang bersaing
8. Perluasan pasar
9. Pelayanan yang lebih baik
10. Evaluasi
D.
Strategi STP (Segmentation, Targetting dan Position)
Segmentation/segmentasi
adalah suatu proses membagi pasar ke dalam sekelompok pelangan yang memiliki
perilaku yang sama atau memiliki kebutuhan yang serupa. Dengan melakukan
segmentasi pasar, pemasaran akan lebih terarah dan efektif sehingga dapat
memberikan kepuasan kepada konsumen.
Ada beberapa variabel
segmentasi yaitu:
1.
Geografis : pengelompokan dilakukan
berdasarkan faktor geografinya, seperti berdasarkan wilayah, ukuran kota,
kepadatan, dan iklim.
2.
Demografi : pengelompokan dilakukan
berdasarkan usia, ukuran keluarga, siklus hidup keluarga, jenis kelamin,
penghasilan, pekerjaan, pendidikan, agama, ras, generasi, kewarganegaraan serta
kelas sosial.
3.
Psikografis : pengelompokan dilakukan
berdasarkan kepribadian, gaya hidup dan latar belakang.
Namun, untuk Kripik
Tempe Menik
sendiri tidak membagi pasar dalam beberapa kelompok pelanggan. Karena produk
ayam ini diperuntukkan bagu semua kalangan.
Dalam
menentukan target pasar, perusahaan harus melihat dua factor diantaranya adalah
daya tarik pasar serta tujuan perusahaan itu sendiri. Dalam menentukan
targeting maka perusahaan harus melakukan beberapa survey untuk mengetahui
keadaan pasar nantinya agar proses pemasaran itu tepat sasaran.
BAB 5
ASPEK PRODUKSI / TEKNIS
Aspek Produksi/Teknis
Aspek
teknik produksi/ operasi bertujuan menentukan kebutuhan investasi fisik dari
suatu usaha. Dalam aspek teknik produksi/ operasi akan dibahas faktor-faktor
yang berkaitan dengan hal-hal teknis pembangunan dan pengoperasian perusahaan.
Faktor-faktor yang termasuk dalam aspek teknik produksi/ operasi antara lain :
1. Design
Produk/ Jasa
2. Lokasi
3. Site
Analysis
4. Peralatan
dan Furniture
5. Tata
Letak (Layout) dan Proses Produksi
1. Design Produk/ Jasa
Kripik Tempe Menik merupakan olahan
Tempe yang dibuat untuk makanan ringan/ sejenis camilan. Produk ini biasanya
berbentuk tempe yang di iris sangat tipis dengan dibalut tepung dan digoreng.
Program
produksi:
·
Penyedia bahan baku: Kripik
Tempe Menik sudah memiliki langganan pemasok untuk bahan baku utamanya yaitu tempe
yang dibuat dari kedelai murnitanpa campuran dan dengan bentuk tempe persegi
yang padat. Kepadatan tersebut agar tempe mudah di iris tipis dan tidak rusak
waktu di iris.
·
Kebutuhan listrik dan
air: Kripik Tempe Menik bertempat di rumahnya pribadi yang digunakan untuk
memproduksinya
Bahan-bahan
yang harus disediakan terdiri atas :
a. tempe
b. tepung
beras
c. tepung
terigu
d. garam
e. lada
f. minyak
goreng
2. Lokasi
·
Lokasi perusahaan yang
sudah ada (existing company location), analisis ini mempertimbangkan pasar yang
akan dilayani dan biaya pengangkutan dari lokasi pabrik ke pasar (konsumen). Kripik
Tempe Menik berada di Jl. Kakak Tua
Grudo dan dipasarkan di toko-toko pusat oleh-oleh yang ada di pinggir-pinggir
jalan Kabupaten Ngawi
·
Industrial geography,
penentuan lokasi perusahaan berdasarkan industrial geography didasarkan pada
fasilitas umum dan fasilitas penunjang yang memadai, seperti jalan yang luas,
alat transportasi, jaringan listrik, tempat parkir yang luas, sumber air
bersih, dan wilayah yang aman serta tenaga kerja yang tersedia di daerah Ngawi.
·
Pemilihan lokasi dekat
dengan konsumen, karena berada di pinggir jalan di toko oleh-oleh
3.
Site Analysis
Analisis
terhadap lokasi dilakukan lebih rinci meliputi penelitian terhadap ketersediaan
tenaga kerja yang trampil dan respon masyarakat terhadap keberadaan usaha di
lokasi yang dipilih. Ketersediaan tenaga kerja di Grudo Ngawi dinilai mendukung
didirikannya perusahaan, Kripik Tempe Menik menarik salah satu warga sekitar
sebagai karyawannya.
4. Peralatan dan Furniture
Peralatan
produksi :
- Kompor
- Wajan
- Panci
- Spatula
- Pisau
- Talenan
BAB 6
ASPEK KEUANGAN
AspekKeuangan
Pada
awal mula usaha ini didirikan, pemilik menanamkan modal sebesar 5 juta rupiah
yang merupakan ekuitas pemilik tersebut. Dimana 2 juta rupiah digunakan untuk membeli
peralatan memasak. 1 juta
untuk
membeli wadah anyaman bambu dan plastik. 2 juta untuk biaya bahan baku dan
pemasaran.
BAB 7
ASPEK LEGALITAS DAN LINGKUNGAN
Legalitas
dan lingkungan merupakan aspek penting dalam berwirausaha. Legalitas dan
lingkungan itu sendiri berkaitan dengan perizinan usaha yang berdampak pada
keberlangsungan usaha tersebut, baik secara langsung ataupun tidak langsung. Kripik
Tempe Menik telah memenuhi syarat dalam aspek legalitas dan lingkungan. Pemilik
usaha kuliner tersebut memaparkan hal-hal yang berkaitan dengan perizinan
usahanya yang telah didapatnya dari BPOM Kabupaten Ngawi.
BAB 9
KESIMPULAN DAN
SARAN
KESIMPULAN
Wirausaha Kripik
Tempe Menik berawal dari pak Supriono yang melihat adanya potensi permintaan
kripek tempe, yang merupakan oleh-oleh khas Ngawi. Usaha ini awalnya dimulai
dengan modal seadanya dan di jual di warung-warung yang ada di Ngawi. Dari usaha ini, dapat disimpulkan antara lain :
1.
Kripik Tempe Menik
telah menjalankan aspek manajemen. Namun, aspek manajemen yang di lakukan oleh
usaha ini masih sebatas pengontrolan dan pengawasan. Belum ada perencanaan yang
matang
2.
Kripik Tempe Menik dalam pemasarannya, masih menumpang di too pusat oleh-oleh yang
ada di Ngawi. Pengenalan produknya pun masih sebatas dari mulut ke mulut. Kripik
Tempe Menik mempunyai segmen pasar yaitu pelancong yang melintas Ngawi.
3.
Kripik Tempe Menik masih di produksi dalam rumah pribadi dari pemilik, jadi belum
mempunyai pabrik. Namun, Kripik Tempe Menik
tetap mempertahankan resepnya dari dulu hingga sekarang.
4.
Kripik Tempe Menik telah memenuhi legalitas dengan mendaftarkan produknya di BPOM
kabupaten Ngawi. Kripik Tempe Menik juga telah
memberdayakan lingkungannya dengan merekrut pegawai dari wilayah sekitarnya
SARAN
Kripik
Tempe Menik masih banyak
perbaikan-perbaikan. Perbaikan ini mencakup mengenai perencanaan yang belum
baik, aspek keuangan yang hanya dikira-kira tanpa ada sumbernya yang jelas. Kripik
Tempe Menik juga perlu melakukan inovasi-inovasi untuk menarik pelanggan lebih
banyak lagi. Selain itu, Kripik Tempe Menik juga harus mulai memperbesar
usahanya agar di dapat melakukan ekspansi pasar. Sehingga tidak hanya di Ngawi
saja, Kripik Tempe Menik juga agar bisa di pasarkan di wilayah lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar